Belajar Bahasa
Arab merupakan salah satu kebutuhan seorang muslim. Dari sisi tholabul’ilmi
(menuntut ilmu), ia merupakan salah satu ilmu yang fardhu (wajib)
dipelajari, walaupun kedudukannya fardhu kifayah. Bahasa Arab adalah
salah satu ilmu alat yang sangat penting bagi orang-orang yang ingin mendalami
syariat Islam. Kita sebagai umat Islam telah mengetahui bahwa memahami syariat
Islam adalah wajib karena pemahaman terhadap hal ini adalah dasar pengamalan
kita terhadap syariat Islam. Memahami Al-Qur’an juga suatu kewajiban di samping
suatu kebutuhan. Salah satu hal yang begitu mendasar untuk sampai ke sana
(memahami syariat Islam, memahami Al-Qur’an) adalah mengetahui Bahasa Arab.
Oleh karena
itu, setiap muslim yang memiliki kemampuan apalagi mereka yang masuk dalam
barisan intelektual muslim atau para penuntut ilmu Islam dalam berbagai
bidangnya semestinya merasakan kewajiban tersebut dan mewakili kaum muslimin
lainnya yang tidak mendapatkan kemudahan untuk belajar. Sedapat-dapatnya mereka
menyiapkan waktu dan berusaha dengan sungguh-sungguh agar dapat mempelajari
Bahasa Arab. Apalagi Bahasa Arab mempunyai keutamaan yang banyak. Di antaranya
adalah berbahasa arab yang fush-hah (fasih) merupakan salah satu syiar Islam.
Sementara orang yang meninggikan (mengagungkan) syiar Islam, syiar Allah
Subhanahu wa Ta’ala, merupakan ciri bahwa orang tersebut adalah orang yang
bertaqwa, waman yu’adldlim sya’aairollah fainnahaa min taqwal quluub.
Dan barang
siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari
ketakwaan hati.
(Al-Qur’an Al-Karim Surah Al-Hajj [22]: ayat 32)
(Al-Qur’an Al-Karim Surah Al-Hajj [22]: ayat 32)
Keutamaan
lainnya adalah kedudukan istimewa Bahasa Arab di antara bahasa-bahasa lain di
dunia ini karena ia berfungsi sebagai bahasa Al-Qur’an dan Al-Hadits serta
kitab-kitab lainnya.
MENGAPA
AL-QUR’AN DITURUNKAN DALAM BAHASA ARAB
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman :
Dan jika Kami jadikan Al-Qur’an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”.
Apakah (patut Al-Qur’an) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah:”Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yangberiman.
(Al-Qur’an Al-Karim Surah Fushshilat [41] : ayat 44)
Dan jika Kami jadikan Al-Qur’an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?”.
Apakah (patut Al-Qur’an) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah:”Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yangberiman.
(Al-Qur’an Al-Karim Surah Fushshilat [41] : ayat 44)
Alif, laam,
raa. Ini adalah ayat-ayat kitab (Al-Qur’an) yang nyata (dari Allah).
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya.
(Al-Qur’an Al-Karim Surah Yusuf [12] : ayat 1-2)
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an dengan berbahasa Arab,
agar kamu memahaminya.
(Al-Qur’an Al-Karim Surah Yusuf [12] : ayat 1-2)
Seorang muslim,
tidak akan mampu memahami hakikat ajaran agamanya dan mengetahui
rahasia-rahasia maknanya kecuali dengan bahasa Arab. Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan untuk memberikan kepastian arti yang tersurat dan tersirat dari makna yang terkandung dalam Al-Qur’an karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang mubin. Oleh karena itu, kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-Qur’an bersendi atas kaidah-kaidah Bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merasakan uslub-uslubnya dan memahami rahasia-rahasianya.
rahasia-rahasia maknanya kecuali dengan bahasa Arab. Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan untuk memberikan kepastian arti yang tersurat dan tersirat dari makna yang terkandung dalam Al-Qur’an karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab yang mubin. Oleh karena itu, kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-Qur’an bersendi atas kaidah-kaidah Bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merasakan uslub-uslubnya dan memahami rahasia-rahasianya.
ANJURAN UNTUK
ANTUSIAS DALAM MEMPELAJARI BAHASA ARAB
Amirul Mukminin
Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu pernah berkata :
“Hendaklah kamu
sekalian tamak (serakah, keranjingan, antusias) mempelajari Bahasa Arab karena
Bahasa Arab itu merupakan bagian dari agamamu”.
Ali An-Najar
dalam Syahin mengungkapkan mengenai keutamaan Bahasa Arab :
“Bahasa Arab
merupakan bahasa yang terluas dan terkaya kandungannya, deskripsi dan
pemaparannya sangat mendetail dan dalam.”
Sementara Abdul
Hamid bin Yahya dalam Hasyimy berkata :
“Pelajarilah
bahasa Arab karena bahasa Arab itu akan menambah (ketajaman) daya nalar.”
Untuk itulah
maka perlu terus ditumbuhkan motivasi untuk belajar Bahasa Arab. Walaupun
memang disadari bahwa belajar Bahasa Arab dalam pandangan masyarakat kita
sekarang bukanlah suatu trend yang kuat. Apalagi setelah negeri-negeri Islam
jatuh ke tangan para penjajah barat yang selain menjajah fisik juga meracuni
mental mereka sehingga banyak anakanak dari kaum muslimin (anak-anak kita)
lebih tertarik untuk mempelajari bahasa para penjajah daripada Bahasa Arab itu
sendiri. Ada alasan-alasan lain yang sangat klise yang selalu dikemukakan bahwa
kebutuhan sekarang adalah mempelajari bahasa penjajah itu, sementara Bahasa
Arab dipandang sebagai kebutuhan yang tidak begitu mendesak. Lebih-lebih jika
dikatakan bahwa toh orang bisa shalat walaupun tidak mengerti Bahasa Arab. Oleh
karena itu, sekian puluh tahun atau sekian ratus tahun generasi muda Islam
terjauhkan dari Bahasa Arab yang benar, bahasa Arab yang fush-hah, bahasa
Al-Qur’an yang kita banggakan.
Wallahu a’lam bish-showab wa ‘afwu minkum.
EmoticonEmoticon